Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan sebuah karya agung, bukti kekuasaan maha Allah yang maha esa yang menciptakan sebaik-baiknya manusia dalam keadaan sempurna. Secara biologis kita memiliki kesamaan dengan beliau, namun demikian secara sosiologis dan psikologis perbedaan itu amat jelas kentara. Sebagai makhluk yang monodualistis, beliau mengajarkan kepada kita semua untuk menjalani proses kehidupan yang sistematis baik secara individual maupun berelompok. Keaadan ini sudah menjadi fitrah dari pada eksistensi manusia, utamanya dalam regenenerasi peradaban hidup. Kita akan selalu berkumpul dan bekerjasama satu dengan yang lain guna mencapai kesepakatan suatu kondisi yang ideal. Tentunya ini tidak lepas dari pola pikir yang baik yang akan membantu kita berkembang positif dalam menghadapi keragaman persoalan. Sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles Zon Politicon bahwa Manusia adalah makhluk berakal yang selalu ingin menyalurkan gagasan-gagasannya pada suatu perkumpulan atau kelompok.
Kompleksitas yang sedang terjadi pada perjalanan hidup ini memaksa kita untuk peka membaca peluang dari setiap tantangan yang ada. Kita semua memiliki hak dan kesempatan untuk hidup berdikari. Menjadi seorang pengusaha adalah salah satu jawaban utamanya. Dari sini secara tidak langsung imajinasi kita akan bertumpu pada perjalanan dialektika-problematis sosial untuk mencapai kehidupan yang adil dan makmur. Cita-cita tersebut tidak mudah. Kita diharuskan memiliki modal kepribadian yang cukup supaya mimpi itu benar-benar terwujud. Seperti yang tercantum dalam buku yang berjudul Rasulullah’s Entrepreneur School, bahwa modal utama yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam untuk menjadi pribadi yang baik dan mengubah suatu peradaban diantaranya adalah Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (komunikatif) dan Fathanah (Cerdas membaca peluang).
0 Comments