Sesuai dengan pengertian yang sengaja saya kutip dari Wikipedia.org bahwa politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles). Berangkat dari pemahaman tersebut, saya percaya bahwa politik menjadi salah satu bagian dari kelengkapan perjalanan hidup seseorang. Ia kemudian akan dipelajari oleh manusia sebagai ilmu pengetahuan yang penting setelah mengetahui dan paham akan manfaat dan tujuannya. Jelas disebutkan pada pengertian diatas bahwa tujuan dari politik adalah mewujudkan kebaikan bersama, bukan pribadi.
Dan tentu pengetahuan itu akan dijadikan alat yang ampuh untuk menciptakan perubahan yang massif serta kritis transforamtif. Akan tetapi faktanya berbeda bahwa di negara kita ada sebagian banyak masyarakat yang belum paham betul apa dan bagaimana politik itu direalisasikan. alih-alih masyarakat memiliki definisi yang lebih cenderung negatif berdasarkan peistiwa yang mereka lihat dan rasakan; korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini tidak hanya terjadi pada beberapa daerah kota, tetapi juga di pedesaan atau saya sebut wilayah pinggiran.
Presiden Republik Indonesia ke-4 juga mengatakan bahwa politik adalah pekerjaan yang sangat mulia karena memperjuangkan nasib orang banyak. Ini sejalan dengan pemahaman yang saya paparkan di atas. Apabila kita pahami dengan pelan-pelan serta akal dan hati yang tenang, maka sudah seyogianya penduduk di negara kita tercinta, Indonesia, mengerti betul bagaimana seharusnya politik diamalkan guna menegakkan kemaslahatan ummat. Politik harus dikonotasikan pada masyakat bahwa hal tersebut adalah dogma yang positif yang mendidik, membimbing serta mengayomi kebutuhan masyarakat secara objektif-proporsional.
Ajaran ini harus sedini mungkin diterapkan baik oleh lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Hal ini tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk meminimalisir pemaknaan yang salah ditengah rakyat. Sebab pemahaman yang salah akan melahirkan pemikiran dan tindakan yang fatal; saling bermusuhan antar saudara dan atau teman dengan teman bahkan suami dan istri lantaran beda pilihan ketika masa pesta demokrasi dilakukan. Tentu hal itu tidak mencerminkan kemuliaan arti dari politik itu sendiri bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan, KH. Abdurrahman Wahid.
0 Comments