KISAH PREMAN TANJUNG PRIOK, TAKLUK PADA HABIB MUNDZIR

Sumber Gambar : google.com/

Para sahabat ikhwanul muslimin siapa umat islam indonesia yang tak kenal pada Habib Mundzir Al Musawa, Belia adalah pendiri Majelis Rasulullah SAW di Indonesian.

Beliau adalah ulama' kharismatik yang dicintai oleh kaum muslimin warga negara indonesia, ketika beliau meninggal dunia, seluruh umat islam merasa kehilangan. Namun dalam perjalanan hidup beliau, banyak sekali kisah yang dapat kita ambil hikmahnya berikut salah satu dari sekian kisah inspiratif yang dapat kita ambil hikmahnya. 
ㅤㅤ
Dikisahkan oleh Habib Mundzir di suatu daerah Tanjung Priuk Jakarta Utara tempat yg sangat rawan dg kriminal, pernah ada seorang preman yg hobinya mabuk, sering menyiksa bahkan tak segan² membunuh orang. Ia adalah bos preman yg konon kebal & menguasai ilmu² kejahatan.


Suatu ketika ada pemuda sekitar wilayah tsb ingin mengadakan majelis, namun takut pd preman kejam itu. Lantas ia mengadu pd Habib Mundzir.
Habib mundzir mendatangi rumahnya, lalu mengucapkan salam, tapi ia tidak menjawabnya. Making Ia hanya mendelik dg bengis sambil melihat Habib Mundzir dari atas kebawah, seraya berkata, “Mau apa kamu!” kemudian Habib Mundzir mngulurkan tangan dan Habib Mundzir mncium tangan si preman, seraya memandang wajah preman tersebut dg lembut & penuh keramahan. Habib memulai pembicaraan dengan suara rendah & lembut, “Saya mau mewakili pemuda yang ada disini, utk mohon restu dan izin pada Bapak, agar mereka diizinkan membuat Majlis di Musholla dekat sini. Mendengar ucapan Habib Munzir tiba² Ia terdiam ia roboh terduduk di kursinya & menunduk. Ia menutup kedua matanya

Saat ia mengangkat kepalanya Habib Mundzir tersentak, beliau mengira preman tersebut akan menghardik & mengusir beliau, ternyata wajah preman tersebut memerah & matanya sudah penuh dengan airmata yang banyak. Ia tersedu sedu berkata “Seumur hidup saya belum pernah ada ustadz datang kerumah saya! Lalu kini, Pak Ustadz datang kerumah saya, mencium tangan saya? tangan ini belum pernah dicium siapapun!. Bahkan anak² sayapun jijik & tak pernah mencium tangan saya, semua tamu saya adalah penjahat, mengadukan musuhnya untuk dibantai, menghamburkan uangnya pada saya agar saya berbuat jahat. Lalu kini datang tamu minta izin pengajian pd saya. Saya ini bajingan? Kenapa minta izin pengajian suci pada bajingan seperti saya!.” lalu Ia menciumi tangan & kaki Habib Munzir sambil menangis, sejak saat itu ia bertobat, ia sholat, ia meninggalkan minuman keras dan segala macam bentuk kriminal.

Mereka kira Habib Munzir adalah jagoan yg mngalahkan preman dg ilmu, padahal hanya kelembutan Nabi Muhammad ﷺ yg Habib Mundzir gunakan.

اللهم صلِ وسلم على سيّدنا 
محمّد وال سيدنا محمد


Mudah mudahan kita dapat mengambil hikmah dari potongan cerita tersebut untuk senantiasa berlemah lembut dalam betingkah laku.

Post a Comment

0 Comments